Jumat, 21 Desember 2012

Kota Semarang


Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara). Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat.

I. Geografi
Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob). Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati, Tembalang dan Banyumanik. Pusat pertumbuhan di Semarang sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk muncul menjadi kota kecil baru, seperti di Semarang bagian atas tumbuhnya daerah Banyumanik sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk Kota Semarang bagian atas menjadikan daerah ini cukup padat. Fasilitas umum dan sosial yang mendukung aktivitas penduduk dalam bekerja maupun sebagai tempat tinggal juga telah terpenuhi. Banyumanik menjadi pusat pertumbuhan baru di Semarang bagian atas, dikarenakan munculnya aglomerasi perumahan di daerah ini. Dahulunya Banyumanik hanya merupakan daerah sepi tempat tinggal penduduk Semarang yang bekerja di Semarang bawah (hanya sebagai dormitory town). Namun saat ini daerah ini menjadi pusat aktivitas dan pertumbuhan baru di Kota Semarang, dengan dukungan infrastruktur jalan dan aksessibilitas yang terjangkau. Fasilitas perdagangan dan perumahan baru banyak bermunculan di daerah ini, seperti Carefour, Mall Banyumanik, Ada Swalayan, Perumahan Banyumanik, Perumahan Pucang Gading, dan fasilitas pendidikan baik negeri maupun swasta, seperti Undip, Polines, Unika, dll, dengan dukungan akses jalan tol dan terminal moda yang memperlancar transportasi. Cepatnya pertumbuhan di daerah ini dikarenakan kondisi lahan di Semarang bawah sering terkena bencana rob banjir.

II. Sejarah
Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran II atau Sunan Pandanaran Bayat atau Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran saja). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
Kemudian pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Wali kota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang.
Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari.
Tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda. Ini terjadi pada tanggal l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, wali kota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Namun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian di luar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti pada masa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementerian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.

III. Daftar penguasa Semarang :
  • Di bawah Kerajaan Demak
  1. Kin San/Raden Kusen (1478-1529)
  2. Ki Ageng Pandan Arang
  3. Sunan Bayat (Sunan Pandan Arang II)

  • Di bawah Kesultanan Pajang dan Kesultanan Mataram
  1. Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553-1586)
  2. Mas R.Tumenggung Tambi (1657-1659)
  3. Mas Tumenggung Wongsorejo (1659 - 1666)
  4. Mas Tumenggung Prawiroprojo (1666-1670)
  5. Mas Tumenggung Alap-alap (1670-1674)
  6. Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674 -1701)
  • Di bawah VOC
  1. Raden Martoyudo atau Raden Sumoningrat (1743-1751)
  2. Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadimenggolo (1751-1773)
  3. Surohadimenggolo IV (1773-?)
  4. Adipati Surohadimenggolo V atau kanjeng Terboyo (?)
  • Pemerintahan Hindia Belanda
  1. Raden Tumenggung Surohadiningrat (?-1841)
  2. Putro Surohadimenggolo (1841-1855)
  3. Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860)
  4. RTP Suryokusurno (1860-1887)
  5. RTP Reksodirjo (1887-1891)
  6. RMTA Purbaningrat (1891-?)

Pemerintahan kemudian dibagi 2 : Kota Praja dan Kabupaten. Penguasa pribumi kemudian menjadi Bupati Semarang :
  1. Raden Cokrodipuro (?-1927)
  2. RM Soebiyono (1897-1927)
  3. RM Amin Suyitno (1927-1942)
  4. RMAA Sukarman Mertohadinegoro (1942-1945)

Sementara penguasa Belanda menjadi Wali Kota Semarang :
  1. D. de Jongh (1916-1927)
  2. A. Bagchus (1928-1935)
  3. H.E. Boissevain (1936-1942)
  • Pemerintahan Republik Indonesia
  1. R. Soediyono Taruna Kusumo (1945-1945), hanya berlangsung satu bulan
  2. M. Soemardjito Priyohadisubroto (tahun 1946)
  3. Pemerintahan Republik Indonesia Serikat
  4. RM. Condronegoro hingga tahun 1949
  • Setelah pengakuan kedaulatan
  1. M. Soemardjito Priyohadisubroto (1946-1952)
  2. R. Oetoyo Koesoemo (1952-1956).
Kotamadya Semarang secara definitif ditetapkan berdasarkan UU Nomor 13 tahun 1950 tentang pembentukan kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah.

IV. Pembagian administratif
Kota Semarang terdiri atas 16 kecamatan dan 177 kelurahan :
  1. Banyumanik : Pudakpayung, Gedawang, Jabungan, Padangsari, Banyumanik, Srondol Wetan, Pedalangan, Banyumanik, Semarang, Sumurboto, Banyumanik, Semarang, Srondol Kulon, Banyumanik, Semarang, Tinjomoyo, Ngesrep
  2. Candisari : Candi, Jatingaleh, Jomblang, Kaliwiru, Karanganyargunung, Tegalsari, Wonotingal
  3. Gajahmungkur: Bendanduwur, Bendanngisor, Bendungan, Gajahmungkur, Karangrejo, Lempongsari, Petompon, Sampangan
  4. Gayamsari : Gayamsari, Kaligawe, Pandean Lamper, Sambirejo, Sawahbesar, Siwalan, Tambakrejo
  5. Genuk : Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan, Banjardowo, Gebangsari, Genuksari, Karangroto, Kudu, Muktiharjo Lor, Penggaron Lor, Sembungharjo, Terboyo Kulon, Terboyo Wetan, Trimulyo
  6. Gunungpati : Cepoko, Gunungpati, Jatirejo, Kalisegoro, Kandri, Mangunsari, Ngijo, Nongkosawit, Pakintelan, Patemon, Plalangan, Pongangan, Sadeng, Sekaran, Sukorejo, Sumurejo
  7. Mijen : Bubakan, Cangkiran, Jatibaran, Jatisari, Karangmalang, Kedungpani, Mijen, Ngadirgo, Pesantren, Polaman, Purwosari, Tambangan, Wonolopo, Wonoplumbon
  8. Ngaliyan : Bambankerep, Beringin, Gondoriyo, Kalipancur, Ngaliyan, Podorejo, Purwoyoso, Tambak Aji, Wonosari
  9. Pedurungan : Gemah, Kalicari, Muktiharjo Kidul, Palebon, Pedurungan Kidul, Pedurungan Lor, Pedurungan Tengah, Penggaron Kidul, Plamongan Sari, Tlogomulyo, Tlogosari Kulon, Tlogosari Wetan
  10. Semarang Barat : Bojongsalaman, Bongsari, Cabean, Gisikdrono, Kalibanteng Kidul, Kalibanteng Kulon, Karangayu, Kembangarum, Krapyak, Krobokan, Manyaran, Ngemplaksimongan, Salamanmloyo, Tambakharjo, Tawangmas, Tawangsari
  11. Semarang Selatan : Barusari, Bulustalan, Lamper Kidul, Lamper Lor, Lamper Tengah, Mugassari, Peterongan, Pleburan, Randusari, Wonodri
  12. Semarang Tengah : Bangunharjo, Brumbungan, Gabahan, Jagalan, Karangkidul, Kauman, Kembangsari, Kranggan, Miroto, Pandansari, Pekunden, Pendrikan Kidul, Pendrikan Lor, Purwodinatan, Sekayu
  13. Semarang Timur : Bugangan, Karangtempel, Karangturi, Kebonagung, Kemijen, Mlatibaru, Mlatiharjo, Rejomulyo, Rejosari, Sarirejo, Bandarharjo
  14. Semarang Utara : Bulu Lor, Dadapsari, Kuningan, Panggung Kidul, Panggung Lor, Plombokan, Purwosari, Tanjungmas
  15. Tembalang : Bulusan, Jangli, Kedungmundu, Kramas, Mangunharjo, Meteseh, Rowosari, Sambiroto, Sendangguwo, Sendangmulyo, Tandang, Tembalang
  16. Tugu : Jerakan, Karanganyar, Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, Mangunharjo, Randu Garut, Tugurejo
V. Penduduk :
Penduduk Semarang umumnya adalah suku Jawa dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Agama mayoritas yang dianut adalah Islam. Semarang memiliki komunitas Tionghoa yang besar. Seperti di daerah lainnya di Jawa, terutama di Jawa Tengah, mereka sudah berbaur erat dengan penduduk setempat dan menggunakan Bahasa Jawa dalam berkomunikasi sejak ratusan tahun silam.

VI. Olahraga :
PSIS Semarang merupakan satu-satunya klub sepak bola profesional di Kota Semarang. Pada musim 1999, PSIS berhasil menjadi juara Liga Indonesia, namun pada musim kompetisi 2000 terdegradasi ke Divisi I. Pada musim 2006 bermain di Divisi Utama Liga Djarum Wilayah 1 dan meraih juara kedua setelah dalam final kalah 0–1 oleh Persik Kediri Pada tahun ini PSIS kembali berlaga di Indonesia Super League tanpa dana bantuan APBD sama sekali. Semarang United FC merupakan klub sepak bola yang mengikuti turnamen dalam ajang Liga Primer Indonesia.

VII. Julukan
Kota Semarang mempunyai julukan sebagai :
  1. Venice van Java : Semarang dilalui banyak sungai di tengah kota seperti di Venice (Italia), sehingga Belanda menyebut Semarang sebagai Venice van Java.
  2. Kota Lumpia : Lumpia adalah makanan khas Semarang, yang terbuat dari akulturasi 2 budaya yaitu budaya Jawa dan China.
  3. Kota Atlas : Semarang Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat).
VIII. Pariwisata

  • Wisata Alam :
  1. Pulau Tirangcawang, di Kelurahan Tugu
  2. Pantai Tirang, di Kelurahan Tambak Harjo
  3. Pantai Marina, di Kelurahan Tawangsari
  4. Pantai Maron, di Kelurahan Tambak Harjo
  5. Goa Kreo, di Kelurahan Kandri
  6. Waduk Taman Lele, di Kelurahan Tambakaji
  7. Taman Lele Semarang

  • Wisata Sejarah :
  1. Museum MURI, di Kelurahan Tegalsari
  2. Museum Jamu Nyonya Meneer, di Kelurahan Muktiharjo
  3. Museum Jawa Tengah, di Kelurahan Gisikdrono
  4. Lawang Sewu, di Kelurahan Pindrikan Kidul
  5. Tugu Muda, di Kelurahan Pindrikan Kidul

  • Wisata Religi :
  1. Masjid Agung Jawa Tengah, di Kelurahan Sambirejo
  2. Gereja Blenduk, di Kecamatan Semarang Utara
  3. Candi Tugu, di Kelurahan Tugurejo
  4. Pagoda Buddhagaya, di Kecamatan Banyumanik
  5. Klenteng Sampoo Kong, di daerah Simongan
  6. Masjid Raya Baiturrahman, di Simpanglima
  7. Masjid Agung Kauman, di daerah Kauman, Johar

  • Wisata Keluarga :
  1. Wonderia, di Kelurahan Tegalsari
  2. Bonbin Tinjomoyo, di Kelurahan Sukorejo
  3. Mariokoco, di Kelurahan Tawangsari

  • Wisata Belanja :
  1. Pasar Johar, di Kelurahan Kauman
  2. Citra Land Mall, di Kawasan Simpanglima
  3. Java Mall, di Kelurahan Peterongan
  4. Paragon Mall, di Kelurahan Karang Kidul

  • Acara :
  1. Dugderan, di Kelurahan Kauman
  2. Semarang Expo, di Kelurahan Pindrikan Kidul
IX. Rupa-Rupa

  • Masakan :
  1. Soto Bangkong "Soto Semarang"
  2. Mie Kopyok
  3. Bandeng presto
  4. Sega becak

  • Jajan :
  1. Lunpia Semarang
  2. Wingko Babat
  3. Gandos
  4. Kue Moci
  5. Blanggem
  6. Mentho
  7. Timus
  8. Gilo-gilo
  9. Bakpia
  10. Tahu Gimbal

  • Minuman :
  1. Kolak Setup
  2. Wedang Tahu
  3. Cong Yang

  • Oleh-Oleh :
  1. Roti Gandjel Rel
  2. Lumpia
  3. Tahu Bakso Ungaran
X. Transportasi
Kota Semarang dapat ditempuh dengan perjalanan darat, laut, dan udara. Semarang dilalui jalur pantura yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di pantai utara Pulau Jawa. Saat ini sedang dibangun jalan tol yang menghubungkan Semarang dengan Solo, kota terbesar kedua di Jawa Tengah. Angkutan bus antarkota dipusatkan di Terminal Terboyo. Angkutan dalam kota dilayani oleh bus kota, angkot, dan becak. Pada tahun 2009 mulai beroperasi Bus Rapid Transit (BRT),sebuah moda angkutan massal meskipun tidak menggunakan jalur khusus seperti busway di Jakarta.
Semarang memiliki peranan penting dalam sejarah kereta api Indonesia. Di sinilah tonggak pertama pembangunan kereta api Hindia Belanda dimulai, dengan pembangunan jalan kereta api yang dimulai dari desa Kemijen menuju desa Tanggung sepanjang 26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Pencangkulan pertama dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr LAJ Baron Sloet van den Beele, Jumat 17 Juni 1864. Jalan kereta api ini mulai dioperasikan untuk umum Sabtu, 10 Agustus 1867.
Pembangunan jalan KA ini diprakarsai sebuah perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV NISM) (terjemahan: Perseroan tak bernama Perusahaan Kereta Api Nederland-Indonesia) yang dipimpin oleh Ir JP de Bordes. Kemudian, setelah ruas rel Kemijen - Tanggung, dilanjutkan pembangunan rel yang dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), pada 10 Februari 1870. Semarang memiliki dua stasiun kereta api: Stasiun Semarang Tawang untuk kereta api kelas bisnis dan eksekutif, serta Stasiun Semarang Poncol untuk kereta api kelas ekonomi dan angkutan barang. Kereta api di antaranya jurusan Semarang-Jakarta, Semarang-Bandung, Semarang-Surabaya, Jakarta-Semarang-Jombang, Jakarta-Semarang-Malang.
Angkutan udara dilayani di Bandara Ahmad Yani, menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-kota besar Indonesia setiap harinya. Sejak tahun 2008 Bandara Ahmad Yani menjadi bandara Internasional dengan adanya penerbangan langsung ke luar negri, contohnya ke Singapura. Pelabuhan Tanjung Mas menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-kota pelabuhan Indonesia; pelabuhan ini juga terdapat terminal peti kemas.
Untuk memperlancar jalur transportasi ke arah kota/kabupaten di Jawa Tengah di Bagian Selatan terutama jalur padat Semarang-Solo, saat ini sedang dibangun Jalan Tol Semarang-Solo. Pada tahap pertama, pembangunan jalan tol tersebut telah dioperasikan sebagian, yaitu Semarang-Ungaran yang telah mulai digunakan tahun 2011.

XI. Pendidikan
Semarang terdapat sejumlah perguruan tinggi ternama baik negeri maupun swasta. Berdasarkan data dari DAPODIK Kota Semarang 2010/2011, perguruan tinggi di Kota Semarang :
Selain itu di Semarang juga terdapat beberapa Sekolah Menengah Atas sangat baik dan unggul ,swasta maupun negeri terkemuka,
Sekolah Menengah Negeri Tersebut antara lain:
  1. SMA Negeri 1 Semarang
  2. SMA Negeri 2 Semarang
  3. SMA Negeri 3 Semarang
  4. SMA Negeri 4 Semarang
  5. SMA Negeri 5 Semarang
  6. SMA Negeri 6 Semarang
  7. SMA Negeri 7 Semarang
  8. SMA Negeri 8 Semarang
  9. SMA Negeri 9 Semarang
  10. SMA Negeri 10 Semarang
  11. SMA Negeri 11 Semarang
  12. SMA Negeri 12 Semarang
  13. SMA Negeri 13 Semarang
  14. SMA Negeri 14 Semarang
  15. SMA Negeri 15 Semarang
  16. SMK Negeri 4 Semarang
  17. SMK Negeri 7 (STM PEMBANGUNAN) Semarang
  18. SMK Negeri 9 (SMEA 2 Pembina) Semarang 
Sekolah Menengah Swasta Tersebut antara lain:
  1. SMA Kolese Loyola
  2. SMA PL Don Bosko Semarang
  3. SMA Sedes Sapientiae Semarang
  4. SMK Texmaco Semarang
  5. SMA Semesta
  6. SMA Karangturi
  7. SMA Kristen YSKI
  8. SMA Terang Bangsa
  9. SMA Tri Tunggal
  10. SMA Kebon Dalem Semarang
  11. SMA Kesatrian 2 Semarang
  12. SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang

XII. Media
Surat kabar yang terbit di Semarang antara lain: Harian Semarang (HarSem), Radar Semarang dan Meteor (Grup Jawa Pos), Suara Merdeka, Wawasan (Suara Merdeka Grup). Televisi lokal di Semarang adalah Semarang TV, TV Borobudur, Pro TV, Kompas TV dan TVKU. Radio di kota Semarang banyak diantaranya adalah Gajah Mada, Pop FM, CFM, 90.2 Trax FM, RCT, IBC, Smart FM, Sindo Radio FM, PAS FM, 92.6 FM Radio Idola, 88.6 ( Rhema FM) dan 102 FM Prambors Radio.

XIII. Lain-lain
  • Semarang memiliki slogan sebagai Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat).
  • Di antara rumah sakit besar di Semarang antara lain: RSUP Dr. Karyadi, RSUD Kota Semarang, RSU Rumah Sakit Tlogorejo, Rumah Sakit Elizabeth, Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum, Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto, RSU PKU Muhammadiyah Roemani, RSB Bunda,RSB Hermina Rumah Sakit William Both dan Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA).
  • Beberapa pasar besar a.l: ps.Johar, ps.Peterongan, ps.Jatingaleh, ps.Banyumanik, ps.Kobong, ps.Karangayu, ps.Bulu, ps.Gang Baru dll.
  • Perusahaan Farmasi antara lain Phapros, Saka Farma, DGPharm, Zenith
  • Pabrik Jamu antara lain Jamu Jago, Sido Muncul, Nyonya Meneer, Jamu Leo dll
  • Pernah populer penggunaan bahasa pergaulan yang disebut bahasa Walikan

XIV. Seniman dan selebriti
  • Tukul Arwana, pelawak dan presenter talkshow Bukan Empat Mata di stasiun televisi Trans 7.
  • Ki Joko Hadiwijoyo, dalang wayang kulit asal Kota Semarang.
  • Ki Nartosabdho, dalang Wayang kulit asal Kota Semarang kelahiran Klaten yang meninggal pada tahun 1985 lalu.
  • Tradisi Gila, grup musik punk tock asal Kota Semarang yang menjadi grup band indie terbesar di Kota Semarang yang namanya melambung lewat lagu "Tattonesia".
  • Anne Avantie, desainer kondang
  • Asty Ananta, pemain sinetron dan pembawa acara
  • Tia AFI, pemenang AFI indosiar
  • Power Slaves, band rock Indonesia
  • Raden Saleh, pelukis Indonesia
  • Philip ten Klooster, pematung Belanda
  • Max van Egmond, penyanyi bas-bariton Belanda
  • Daniel Sahuleka, penyanyi Belanda berdarah Maluku-Tionghoa-Sunda
  • Nedly Andrew Girke Elstak, komponis, peniup terompet, dan pianis jazz Belanda
  • Johanna Carolina van der Wal, musikus dan pianis Belanda
  • Robert Maingay, pematung Belanda


Damai Ambarawaku


Kecamatan Ambarawa adalah sebuah kota pasar yang terletak di antara Semarang dan Salatiga. Kecamatan ini terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pada era kerajaan kerajaan Mataram (Amangkurat II) kawasan ini bernama Limbarawa. Dulu Ambarawa pernah menjadi ibu kota Kabupaten Semarang. Sekarang ibu kotanya adalah Ungaran. Ambarawa juga disebut sebagai kota Palagan Ambarawa, dan terdapat Musium Palagan Ambarawa, Musium Kereta Api Ambarawa dan Benteng Willem I.
Ambarawa menghubungkan penting adalah memberikan jalur rel bergerigi kereta api yang menghubungkan seluruh wilayah Jawa Tengah hingga Yogyakarta melalui Magelang. Jalur Semarang-Ambarawa-Magelang adalah sepenuhnya operasional sampai 1977. Sekarang merupakan situs Museum Kereta Api Ambarawa.